ANGKA GIZI BURUK PADA ANAK DAN STUNTING ALAMI PENURUNAN DI MENTAWAI

Oleh : Kominfo Mentawai | 16 Des 2019 | 15:47:33 WIB | Dilihat : 2,618 Kali
ANGKA GIZI BURUK PADA ANAK DAN STUNTING ALAMI PENURUNAN DI MENTAWAI

Keterangan Gambar : Lahmuddin Siregar Kepala Dinas Kesehatan Mentawai saat diwawancarai Pewarta Sasaraina FM


mentawaikab.go.id_TUAPEIJAT – Dalam  upaya memberantas gizi buruk pada anak dan meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai melalui Dinas Kesehatan setempat menggelar gerakan  Mentawai anti Stunting Gizi Buruk Peduli Anak (MASGIBURDUA).
 
Kepala Dinkes Mentawai, Lahmuddin Siregar mengatakan gerakan Masgiburdua merupakan salah satu kemasan  dan cara meng-kolaborasikan sumber daya manusia di bidang kesehatan yang bisa bersinergi dengan masyarakat dari berbagai unsur seperti tokoh agama, tokoh masyarakat, unsur Pers, masyarakat, bahkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD)  dalam upaya memberantas gizi buruk pada anak dan peningkatan kesehatan masyarakat.
 
“Bagaimana kita mengurangi stunting dan gizi buruk di Mentawai, kita membuat satu gerakan yaitu, gerakan Mentawai anti Stunting Gizi Buruk Peduli Anak (MASGIBURDUA), ini kan adalah satu kemasan bagaimana kita mengkolaborasikan sumber daya yang ada, bersinegi dibawah seperti Desa maupun Puskesmas, memang inilah tugas kita, karena persoalan-persoalan seperti ini hanya pihak kesehatan saja yang bisa melakukannya,” kata Lahmuddin diruang kerjanya, Senin (16/12)
 
Lahmuddin menyebutkan,  dari data anak penderita gizi buruk dan dapat perawatan pada tahun 2015 sebanyak 96 persen, 2016 ada sekitar 81 persen, tahun 2017 sekitar 40 persen, kemudian tahun 2018 naik menjadi 48 persen dan terakhir tahun 2019 kembali turun menjadi 34 persen.
 
Kemudian prevalensi stunting (pendek) tahun 2015 mencapai 39,86 persen, pada tahun 2016 menjadi 33,09 persen, 2017 turun menjadi 31,87 persen, tahun 2018 turun lagi 31, 73 persen dan terakhir tahun 2019 turun lagi menjadi 24,88 persen dari target pemerintah 28 persen.
 
“Artinya angka yang ditoleransi oleh badan kesehatan adalah 20 persen, tapikan provinsi sendiri di tahun 2018 angkanya adalah 30 persen, jadi kita ini saya rasa sudah kerja bagus. Mudah-mudahan kalau kita konsisten dalam mengedukasi masyarakat, kemudian mengajak mereka hidup sehat, juga menyediakan fasilitas-fasiltas mendukung pelayanan kesehatan, saya rasa cukup baik,” kata Lahmuddin.
 
Ia juga berharap kepada masyarakat agar menjaga pola hidup sehat, terutama kepada anak-anak agar memberi asupan-asupan yang bergizi dan menjaga lingkungan tetap bersih. (Suntoro).



Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment